Kamis, 26 Juli 2012

Sering kali kita mendengar istilah IQ, EQ dan SQ, tapi tidak paham dengan apa yg dimaksud. Semoga artikel di bawah ini bisa dapat memberikan secercah pengetahuan buat rekan detik-ers semuanya Selayang Pandang IQ, EQ dan SQ Manusia adalah makhluk yang paling cerdas, dan Tuhan, melengkapi manusia dengan komponen kecerdasan yang paling kompleks. Sejumlah temuan para ahli mengarah pada fakta bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan paling unggul dan akan menjadi unggul asalkan bisa menggunakan keunggulannya. Kemampuan menggunakan keunggulan ini dikatakan oleh William W Hewitt, pengarang buku The Mind Power, sebagai faktor yang membedakan antara orang jenius dan orang yang tidak jenius di bidangnya. Sayangnya, menurut Leonardo Da Vinci, kebanyakan manusia me-nganggur-kan kecerdasan itu. Punya mata hanya untuk melihat tetapi tidak untuk memperhatikan, punya perasaan hanya untuk merasakan tetapi tidak untuk menyadari, punya telinga hanya untuk mendengar tetapi tidak untuk mendengarkan dan seterusnya. Penemuan Seputar Kecerdasan Thorndike adalah salah satu ahli yang membagi kecerdasan manusia menjadi tiga, yaitu kecerdasan Abstrak -- Kemampuan memahami simbol matematis atau bahasa, Kecerdasan Kongkrit -- kemampuan memahami objek nyata dan Kecerdasan Sosial – kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia yang dikatakan menjadi akar istilah Kecerdasan Emosional ( Stephen Jay Could, On Intelligence, Monash University: 1994) Pakar lain seperti Charles Handy juga punya daftar kecerdasan yang lebih banyak, yaitu: Kecerdasan Logika (menalar dan menghitung), Kecerdasan Praktek (kemampuan mempraktekkan ide), Kecerdasan Verbal (bahasa komunikasi), Kecerdasan Musik, Kecerdasan Intrapersonal (berhubungan ke dalam diri), Kecerdasan Interpersonal (berhubungan ke luar diri dengan orang lain) dan Kecerdasan Spasial (Inside Organizaion: 1990) Bahkan pakar Psikologi semacam Howard Gardner & Associates konon memiliki daftar 25 nama kecerdasan manusia termasuk misalnya saja Kecerdasan Visual / Spasial, Kecerdasan Natural (kemampuan untuk menyelaraksan diri dengan alam), atau Kecerdasan Linguistik (kemampuan membaca, menulis, berkata-kata), Kecerdasan Logika (menalar atau menghitung), Kecerdasan Kinestik / Fisik (kemampuan mengolah fisik seperti penari, atlet, dll), Kecerdasan sosial yang dibagi menjadi Intrapersonal dan Interpersonal (Dr. Steve Hallam, Creative and leadership, Colloquium in Business, Fall: 2002). Kecerdasan Intelektual, Emosional & Spiritual 1.Seputar Kecerdasan Intelektual Sudah bertahun-tahun dunia akademik, dunia militer (sistem rekrutmen dan promosi personel militer) dan dunia kerja, menggunakan IQ sebagai standar mengukur kecerdasan seseorang. Tetapi namanya juga temuan manusia, istilah tehnis yang berasal dari hasil kerja Alfred Binet ini (1857 – 1911) lama kelamaan mendapat sorotan dari para ahli dan mereka mencatat sedikitnya ada dua kelemahan (bukan kesalahan) yang menuntut untuk diperbaruhi, yaitu: a. Pemahaman absolut terhadap skor IQ . Steve Hallam berpandangan, pendapat yang menyatakan kecerdasan manusia itu sudah seperti angka mati dan tidak bisa diubah, adalah tidak tepat. Penemuan modern menunjuk pada fakta bahwa kecerdasan manusia itu hanya 42% yang dibawa dari lahir, sementara sisanya, 58% merupakan hasil dari proses belajar. b. Cakupan kecerdasan manusia : kecerdasan nalar, matematika dan logika Steve Hallam sekali lagi mengatakan bahwa pandangan tersebut tidaklah tepat, sebab dewasa ini makin banyak pembuktian yang mengarah pada fakta bahwa kecerdasan manusia itu bermacam-macam. Buktinya, Michael Jordan dikatakan cerdas selama berhubungan dengan bola basket. Mozart dikatakan cerdas selama berurusan dengan musik. Mike Tyson dikatakan cerdas selama berhubungan dengan ring tinju. 2.Seputar Kecerdasan Emosional (EQ) Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1994) menyatakan bahwa “kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan sisanya yang 80 % ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut Kecerdasan Emosional. Dari nama tehnis itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ mengangkat fungsi pikiran, EQ mengangkat fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya; bisa mengusahakan kebahagian dari dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat 3.Seputar Kecerdasan Spiritual Danah Zohar, penggagas istilah tehnis SQ (Kecerdasan Spiritual) dikatakan bahwa kalau IQ bekerja untuk melihat ke luar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang di dalam (telinga perasaan), maka SQ (spiritual quotient) menunjuk pada kondisi ‘pusat-diri’ ( Danah Zohar & Ian Marshall: SQ the ultimate intelligence: 2001). Kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini. Kecerdasan ini bukan kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi ter-kavling-kavling sedemikian rupa. Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang ber – SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif. Penerapan IQ-EQ-SQ Dalam Kehidupan IQ, EQ, dan SQ bisa digunakan dalam mengambil keputusan tentang hidup kita. Seperti yang kita alami setiap hari, keputusan yang kita buat, berasal dari proses : 1. merumuskan keputusan, 2. menjalankan keputusan atau eksekusi, 3. menyikapi hasil pelaksanaan keputusan. Rumusan keputusan itu seyogyanya didasarkan pada fakta yang kita temukan di lapangan realita (apa yang terjadi) – bukan berdasarkan pada kebiasaan atau preferensi pribadi suka – tidak suka. Kita bisa menggunakan IQ yang menonjolkan kemampuan logika berpikir untuk menemukan fakta obyektif, akurat, dan untuk memprediksi resiko, melihat konsekuensi dari setiap pilihan keputusan yang ada. Rencana keputusan yang hendak kita ambil – hasil dari penyaringan logika, juga tidak bisa begitu saja diterapkan, semata-mata demi kepentingan dan keuntungan diri kita sendiri. Bagaimana pun, kita hidup bersama dan dalam proses interaksi yang konstan dengan orang lain. Oleh sebab itu, salah satu kemampuan EQ, yaitu kemampuan memahami (empati) kebutuhan dan perasaan orang lain menjadi faktor penting dalam menimbang dan memutuskan. Banyak fakta dan dinamika dalam hidup ini, yang harus dipertimbangkan, sehingga kita tidak bisa menggunakan rumusan logika – matematis untung rugi. Kita pun sering menjumpai kenyataan, bahwa faktor human touch, turut mempengaruhi penerimaan atau penolakan seseorang terhadap kita (perlakuan kita, ide-ide atau bahkan bantuan yang kita tawarkan pada mereka). Salah satu contoh kongkrit, di Indonesia, budaya “kekeluargaan” sangat kental mendominasi dan mempengaruhi perjanjian bisnis, atau bahkan penyelesaian konflik. Kesimpulan Perlu diakui bahwa IQ, EQ dan SQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan sistem yang saling terkait (interconnected) di dalam diri kita, sehingga tak mungkin juga kita pisah-pisahkan fungsinya. Berhubungan dengan orang lain tetap membutuhkan otak dan keyakinan sama halnya dengan keyakinan yang tetap membutuhkan otak dan perasaan. Seperti kata Thomas Jefferson atau Anthony Robbins, meskipun keputusan yang dibuat harus berdasarkan pengetahuan dan keyakinan sekuat batu karang, tetapi dalam pelaksanaannya, perlu dijalankan se-fleksibel orang berenang. Aplikasi keputusan dengan IQ, EQ, dan SQ ini hanyalah satu dari sekian tak terhitung cara hidup, dan seperti kata Bruce Lee, strategi yang paling baik adalah strategi yang kita temukan sendiri di dalam diri kita. “Kalau kamu berkelahi hanya berpaku pada penggunaan strategi yang diajarkan buku di kelas, namanya bukan berkelahi (tetapi belajar berkelahi)”. Selamat mencoba. (Jr) dikutip dari http://www.e-psikologi.com/pengembangan/190504.htm

Rabu, 21 Maret 2012

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA


MAKALAH


Disusun untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah Seminar PKn
Yang dibina oleh Bpk. Miranu Triantoro, M. Pd
























Oleh :

ENDIK PRAWOTO NIM: 0911052





SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PRODI STRATA 1 PPKn
Maret, 2012
KATA PENGANTAR


Puji dan puji syukur saya Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, saya pribadi banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Karyati M. Si, selaku Ketua STKIP PGRI BL.ITAR
2. Bapak Miranu Triantoro, M. Pd, selaku dosen pembimbing.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tak langsung, yang telah memberi bantuan hingga terselesaikannya makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya..



Blitar, Maret 2012



Penyusun







DAFTAR ISI




Halaman Judul………�$80�………………………………………………………......
Kata Pengantar…………………………………………………………………......
Daftar Isi…………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………....
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………......
1.3 Tujuan Penulisan...................................…………………………...

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Globalisasi..............……………………….......................
2.2 Pengaruh Globalisasi di Bidang Lingkungan Hidup...........................
2.3 Pengaruh Globalisasi di Bidang Ekonomi...........................................
2.4 Pengaruh Globalisasi di Bidang Sosial Budaya...................................
2.5 Pengaruh Globalisasi di Bidang Politik dan Hankam.........................

BABIII PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..
3.2 Saran………………………………………………………………....

DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Istilah daripada kata globalisasi memiliki sejarah yang sangat menarik.
Sekitar dua puluh dua tahun yang lalu kata itu hampir tak pernah dipergunakan dalam dunia akademis maupun dunia pers. Dari awalnya kata tersebut tak dikenal, tapi sekarang kata globalisasi sangat akrab di telinga kita, muncul dimana-mana, baik dalam dunia akademis, bisnis, pers maupun dalam setiap pidato-pidato yang di lontarkan oleh orang-orang di abad sekarang ini.
Sangatlah tepat untuk mengatakan bahwa dalam tahun-tahun terakhir globalisasi telah menjadi pusat dari sebagian besar diskusi politik dan perdebatan ekonomi, menurut Frederich Ebert Stiftung dalam ( Anthony Giddens:2000 )
Adam Smith, Bapak Teori Ekonomi Klasik yang menganjurkan kapitalisme, menyebut perdagangan bebas sebagai cara terbaik mencapai kemakmuran ekonomi dunia. Peran Negara sebaiknya dibatasi pada prasarana pekerjaan umum, hukum, pertahanan, pendidikan dan jasa publik lainnya. Negara harus netral dan harus berada di atas kepentingan semua golongan masyarakat. Negara semaksimal mungkin melindungi tiap anggota masyarakat dari ketidakadilan atau penindasan oleh anggota masyarakat lainya. Negara juga menegakkan serta mempertahankan karya dan lembaga masyarakat tertentu, yang tidak akan pernah dilakukan oleh indiidu atau sekelompk individu, kaena pertimbangan keuntungan material yang kecil.
Apakah globalisasi ekonomi mendatangkan kemakmuran bagi semua bangsa di dunia? Kenyataan menunjukkan, globalisasi ekonomi membuat Negara-negara miskin semakin tergantung kepada Negara-negara kaya. Globalisasi masih menakutkan bagi rakyat Indonesia. Takut kehilangan pasar karena tidak sanggup bersaing dengan perusahan asing, atau rasa nasionalisme yang teriris melihat perusahaan nasional diambil alih oleh orang asing. Tapi sesungguhnya globalisasi telah mendorong perkembangan tehnologi dan segala aspek positif yang ditawarkannya, inormasi tanpa batas ruang dan waktu serta demokrasi. Globalisasi memperkenalkan sistem waralaba, manajemen modern, pemikiran pakar dari berbagai bidang keilmuan yang member banyak sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dan sesungguhnya globalisasi juga memiliki wajah yang ramah.

1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latarbelakang diatas maka rumusan masalah yang dapat kami ambil adalah :
1.1.1 Apa pengertian dari pada globalisasi?
1.1.2 Bagaimanakah pengaruh globalisasi di Bidang Lingkungan Hidup?
1.1.3 Bagaimanakah pengaruh globalisasi di Bidang Ekonomi?
1.1.4 Bagaimanakah pengaruh globalisasi di Bidang Sosial Budaya?
1.1.5 Bagaimanakah pengaruh globalisasi di Bidang Politik dan Hankam?

1.3 Tujuan Penulisan
Dari uraian pendahuluan dan rumusan masalah di atas maka tujuan penyusunan makalah ini yaitu, untuk memahami pengertian globalisasi, mengetahui pengaruh globalisasi di Bidang Lingkungan Hidup, untuk mengetahui pengaruh globlisasi di Bidang Eonomi, untuk mengetahui pengaruh globalisasi di Bidang Sosial Budaya, mengetahui pengaruh globalisasi di Bidang Politik dan Hankam.












BAB II
PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Globalisasi
Istilah globalisasi berhubungan dengan peningkatan saling keterkaitan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk interaksi-interaksi lain. Menurut asal katanya, kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing, dengan kata lain, negara yang kaya akan semakin kaya dan negara-negara yang kecil akan semakin bergantung padanya.
Pengaruh globalisasi baik positif maupun negatif dapat menjadi bahan masukan dalam diri kita masing-masing. Beberapa orang menyatakan bahwa globalisasi merupakan mitos atau paling banter hanya di anggap sebagai suatu kelanjutan dari trend yang telah lama mapan. Tapi di sisi lain, banyak yang mengatakan bahwa globalisasi tidak hanya real, tetapi juga sudah sangat maju perkembangannya. Seperti yang diutarakan oleh Keniche Ohmae,
Kita sekarang hidup dala dunia tanpa batas, dimana negara-bangsa telah menjadi rekaan dan dimana para politikus telah kehilangan semua kekuatan efektif mereka, ( menurut Harper Collins dalam Anthony Giddens,1995 )
Dari beberapa sumber, pengertian globalisasi diantaranya yaitu, Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.( sumber : id.wikipedia.org.diakses tanggal 13 Maret 2012 )

Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah, Achmad Suparman ( sumber : http://duniabaca.com/definisi-globalisasi-ciri-ciri-globalisasi.html. diakses tanggal 13 Maret 2012 )

Pengertian globalisasi belum memiliki definisi yang mapan sehingga memunculkan pandangan yang berbeda-beda, kecuali sekedar definisi kerja, sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya, dan dari beberapa sumber dan pendapat di atas maka pengertian globalisasi dapat disimpulkan yaitu globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk diseleksi atau dikontrol.

2.2 Pengaruh Globalisasi di Bidang Lingkungan Hidup
Di seluruh dunia, baik Negara kaya maupun miskin, semua memiliki ketergantungan, dan ketergantungan itu semakin tinggi di antara yang satu dengan yang lain. Mereka menghadapi suatu masalah yang skalanya semakin global,dan masalah ligkungan adalah contoh yang mutakhir dalam ini. Globalisasi dalam tingkat konsumsi yang tinggi atau depresi ekonomi, telah mengakibatkan masalah lingkungan, merosotnya kualitas dan kuantitas sumber daya alam serta meningkatnya polusi adalah contoh kongkret yang terjadi. Dalam jangka waktu yang panjang, globalisasi hanya bisa sukses jika bisa membawa kesejahteraan ekonomi bagi semua umat manusia tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan.

2.3 Pengaruh Globalisasi di Bidang Ekonomi
Pengaruh globalisasi di bidang ekonomi adalah gencarnya perusahaan-perusahaan multinasional mendirikan pabrik dan kantor-kantor cabangnya di negara lain. Produk luar negeri masuk ke pasar-pasar suatu negara, sehingga produk dalam negeri kalah bersaing. Globalisasi perekonomian itu sendiri merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Akibat adanya globalisasi mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
2.4 Pengaruh Globalisasi di Bidang Sosial Budaya
Globalisasi merupakan kenyataan hidup dan kesadaran baru bagi setiap manusia. Globalisasi telah menimbulkan gaya hidup yang baru yang tampak dengan jelas, yaitu di kota-kota besar dan semakin merasuki kehidupan-kehidupan yang dulunya terisolasi. Menurut analisis para ahli, globalisasi pada umumnya bertumpu pada empat kekuatan global, yaitu :
a. Kemajuan IPTEK terutama dalam bidang informasi dan inovasi-inovasi baru di dalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia.
b. Perdagangan bebas yang ditunjang oleh kemajuan IPTEK.
c. Kerjasama regional dan international yang telah menyatukan kehidupan berusaha bangsa-bangsa tanpa megenal batas-batas Negara.
d. Meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia dan kewajiban manusia di dalam kehidupan bersama, serta meningkatnya kesadaran bersama dalam demokrasi.
Kebudayaan yang cukup kuat atau mungkin juga bisa dikatakan paling kuat adalah kebudayaan barat. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari di seluruh belahan dunia ada kelompok orang-orang ( sebagian besar remaja ). Dan itu semua bisa kita lihat baik dalam segi pakaian, tingkah laku atau lagu dan film yang disukai. Perkembangan globalisasi kebudayaan dapat menimbulkan efek atau pengaruh yang positif juga bisa negative. Perkembangan globalisasi kebudayaan ini di tandai dengan cirri-ciri sebagai berikut :
a. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
b. Penyebaran prinsip multikebudayaan.
c. Berkembangnya pariwisata.
d. Berkembangnya mode yang berskala global, dalam hal ini pakaian dan film.
e. Bertambah banyaknya event-event berskala global.
Dalam percaturan globalisasi, sudah menjadi tugas negara untuk mempertahankan dan memajukan kebudayaan nasional. Dan upaya memajukan kebudayaan nasional ini sebenarnya telah diamanahkan dalam UUD 1945 Pasal 32 ayat ( 1 ). Untuk menghadapi peluang dan tantangan globalisasi, dibutuhkan adanya identitas kebudayaan nasional yang kuat dan handal. Dan upaya untuk mewujudkan ini dapat dilakukan dengan tiga pendekatan :
a. Merumuskan identitas kebudayaan nasional dalam konsepsi ke-Bhineka-an.
b. Merumuskan identitas kebudayaan nasional dengan menerapkan konsep Wawasan Nusantara.
c. Merumuskan identitas kebudayaan nasional dalam bingkai Wawasan Nusantara.
Bangsa Indonesia hidup dalam suatu wilayah yang luas dan disatukan oleh lautan yang merupakan suatu kenyataan akan ke-Bhineka-an kita. Tanpa ke-Bhineka-an, ketunggalan masyarakat kita akan bersifat semu dan kurang mempunyai daya tahan. Ke-Bhineka-an masyarakat kita merupakan kekuatan yang mahadasyat apabila diikat dalam suatu wadah kebangsaan dan kebudayaan nasional.
Sedangkan, mempertahankan dan mengembangkan identitas kebudayaan nasional dengan menerapkan konsep wawasan nusantara berarti kita berupaya mempertahankan identitas kebudayaan nasional dalam wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Identitas kebudayaan nasional dalam Wawasan Nusantara memuat tiga kepentingan nasional yang paling mendasar, yaitu :
a. Persatuan dan kesatuan nasional.
b. Identitas atau jatidiri bangsa.
c. Kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Identitas kebudayaan dalam Wawasan Nusantara bisa diartikan bisa diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap dirinya yang serba nusantara dari dalam lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan memperlihatkan kondisi geografis, latarbelakang sejarah, dan kondisi social budayanya.

2.5 Pengaruh Globalisasi di Bidang Politik dan Hankam
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Dalam banyak hal globalisasi mempunyai banyak karateristik yang sama dengan internasionalisasi. Kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran Negara dan batas-batas Negara.
Globalisasi merupakan salah satu aspek kehidupan yang mau tidak mau harus dihadapi bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk mempertahankan identitas nasional dari pengaruh negative globalisasi, dibutuhkan adanya pendekatan sistem ketahanan nasional. Identitas dalam pandangan perspektif ketahanan nasional, merupakan salah satu sarana dalam membentuk kondisi dinamis yang meliputi segala aspek kehidupan yang terintegrasi dalam dalam bangsa dan negara Indonesia. Aspek-aspek yang dikedepankan dalam pertahanan nasional antara lain :
a. Kemampuan dan kekuatan mempertahankan kelangsungan hidup ( survival, identitasdan integritas bangsa dan Negara )
b. Kemampuan dan kekuatan mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
Melalui kedua aspek tersebut, kondisi identitas kebudayaannasional semakin kokoh dengan lahirnya manusia Indonesia yang berbudaya dan berperadaban. Manusia yang berbudaya yang punya kemampuan dan kekuatan untuk survive sekaligus berkembang, serta dapat hidup bersaing dan bersanding dengan bangsa-bangsa lain.






























BAB III
PENUTUP



3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan makalah di depan maka kesimpulan yang dapat saya ambil yaitu :
a. Pengertian globalisasi belum memiliki definisi yang mapan sehingga memunculkan pandangan yang berbeda-beda, kesimpulannya globalisasi adalah merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk diseleksi atau dikontrol.
b. Pengaruh Globalisasi di Bidang Lingkungan Hidup, mengakibatkan masalah lingkungan, merosotnya kualitas dan kuantitas sumber daya alam serta meningkatnya polusi, dan juga semakin menipisnya lapisan ozone.
c. Pengaruh Globalisasi di Bidang Ekonomi, gencarnya perusahaan- perusahaan multinasional mendirikan pabrik dan kantor-kantor cabangnya di negara lain. Produk luar negeri masuk ke pasar-pasar suatu negara, sehingga produk dalam negeri kalah bersaing.
d. Pengaruh Globalisasi di Bidang Sosial Budaya, globalisasi telah menimbulkan gaya hidup yang baru yang tampak dengan jelas, yaitu di kota-kota besar dan semakin merasuki kehidupan-kehidupan yang dulunya terisolasi. Budaya barat masuk dengan pesat.
e. Pengaruh Globalisasi di Bidang Politik dan Hankam, globalisasi mempunyai pengaruh positif dan negative, leh karena itu untuk mempertahankan identitas nasional dari pengaruh negative globalisasi, dibutuhkan adanya pendekatan sistem ketahanan nasional.


3.1 Saran
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dan sangat mungkin terpengaruh oleh adanya arus globalisasi, sebagai warga Negara yang baik sebaiknya kita bisa selektif terhadap pengaruh-pengaruh adanya globalisasi tersebut, terutama pengaruh yang negatif, dengan kata lain kita harus tinggalkan pengaruh yang bersifat negatif, dan sebaliknya dengan pengaruh yang bersifat positif kita jadikan masukan untuk mengembangkan diri demi tercapainya pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
























DAFTAR PUSTAKA


Listyarti Retno, Dra ( 2006 ) : Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga
Giddens Anthony, ( 2000 ) : The Third Way, Jalan ke Tiga Pembaruan Demokrasi Sosial. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Giddens Anthony ( 2001 ) : Runaway World, Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
www.google.com.id.wikipedia.org.diakses tanggal 13 Maret 2012, pukul 09.41 WIB )

http://duniabaca.com/definisi-globalisasi-ciri-ciri-globalisasi.html. diakses tanggal 13 Maret 2012, pukul 11.35 WIB )